- Nusa Tenggara Timur NTT memiliki kain tradisional, yaitu tenun. Pembuatan kain Tenun NTT dikembangkan oleh setiap suku di NTT, secara turun temurun. Kain tenun NTT dipandang sebagai benda berharga milik keluarga yang bernilai kain tenun NTT dilakukan dengan tingkat kesulitan tinggi. Hal ini karena, tenun dibuat dengan tangan dalam waktu yang tidak singkat. Nilai tenun yang tinggi membuat harga kain tenun NTT dapat mencapai ratusan juta rupiah. Kain Tenun NTT Proses Pembuatan Kain Tenun NTT Proses pembuatan kain tenun NTT diawali dengan pemintalan kapas menjadi benang dan diikat. Kemudian, benang dicelupkan dalam pewarnaTahap selanjutnya adalah pencelupan benang pada pewarna yang terbuat dari akar pepohonan. Setelah, warna benang merata baru dilanjutkan dengan proses penenunan. Biasanya, motif kain tenun mencerminkan alam, hewan, serta benda-benda lain yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Namun saat ini, banyak kain tenun yang dibuat dari benang sintetis supaya dapat menjangkau pasar lebih luas. Baca juga Mengenal Kain Tenun Ikat Tanimbar Jenis Kain Tenun NTT Menurut proses produksinya, kain tenun NTT dibagi dalam beberapa jenis, yaitu tenun buna, tenun ikat, dan tenun lotis atau sotis atau songket.
5 ALAT TENUN BUKAN MESIN by giarto. 6. ALAT TENUN MESIN Keterangan: S1 dan S2 = harness/gun i1 dan i2 = tali penghubung r1 dan r2 = rol kerek t1 dan t2 = injakan E1 dan E2 = eksentrik HW = roda gigi poros engkol SSW = roda gigi poros pukulan/poros eksentrik BB = gandar dada SB = gandar belakang KB = beam lusi/tenun ZB = rol kain by giarto. 7.March 25, 2023 Tenun & Lurik Inilah 4 Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat Yang Harus Anda Ketahui Inilah 4 Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat Yang Harus Anda KetahuiProses Penenunan Kain – Siapa yang tidak mengenal kain tenun? Salah satu kain tradisional nusantara ini memang mencuri perhatian karena keunikan motif dan coraknya. Memang kain tenun belum sepopuler kain batik yang sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO dan sudah diakui sebagai salah satu busana nasional. Tetapi kain tenun tetap diminati karena tak hanya bermotif dan corak yang indah, konon katanya memakai kain tenun kita akan terlihat lebih elegan dan eksotis. Tak heran jika sekarang sudah banyak masyarakat yang mulai gemar memakai kain tenun. Harga kain tenun memang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kain batik. Ini karena rumitnya proses pembuatan kain tenun. Karena dikerjakan secara manual dengan alat tradisional, proses pembuatan kain tenun memang memakan waktu yang cukup lama. Untuk satu helai kain tenun proses pembuatannya bisa sampai berbulan-bulan. tak hanya itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun pun sangat istimewa karena menggunakan bahan-bahan alami dari alam. Proses pembuatan Tenun Nah, lalu bagaimanakah proses pembuatan kain tenun? Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimakah sehelai kain tenun yang indah dibuat. Jika berbicara tentang proses pembuatan kain tenun tentu tak bisa lepas dari bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kain tenun. Nah, berikut ulasan lengkapnya Proses Penenunan Kain Proses menenun dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut Ngelos yaitu mengkelos benang kedalam sebuah pelenting. Dengan cara benang digulung pada pelenting, kemudian dipindahkan kembali pada sebuah alat pengatur benang. Pada proses ini juga benang diberi penguat menggunakan nasi hangat pengganti kanji agar benang lebih mudah pada saat ditenun Menghani yaitu proses menentukan ragam hias, serta panjang dan lebar kain. Dengan cara melilitkan benang pada alat menghani, sesuai dengan ukurang yang telah ditentukan. Nyujuk atau Nyusek suri yaitu menyusun benang lungsin dan gun bandulnya proses pemasukan benang lungsin kedalam sisir alat tenun dengan memasukkan tiap helai benang di celah-celah serat dengan alat penyuntik sesuai dengan yang telah ditentukan. Gulung yaitu benang yang telah melewati tahap-tahap sebelumnya kemudian di gulung. Setelah itu dapat dilakukan proses menenun untuk menghasilkan sebuah kain. Berikut ini adalah tahap demi tahap pembuatan sepotong kain tenun troso yang melalui serangkaian proses yang sangt rumit, panjang Tahap 1 – Pemintalan Benang Benang putih sebagai bahan dasar yang digunakan dalam membuat kain tenun melalui proses pemintalan Tahap 2 – Pembuatan Motif Setelah benag putih pintal, langkah selanjutnya adalah pembentukan motif kain. adapun caranya dilakukan dengan cara mengikat benag yang sudah dipintal dengan tali rapia untuk membentuk pattern/motif. Mengikatkan tali rapia ke benang-benang tersebut dibantu dengan papan pola yang dibuat plastik transparan. Tahap 3 – Pemberian Warna Setelah diikat satu persatu dengan tali rapia, Langkah selanjutnya adalah pemberian warna dengan cara benang dicelup ke dalam warna yang diinginkan. Pencelupan warna bisa dilakukan berulang kali tergantung jumlah warna yang ada di dalam pola. Setelah kering, benang-benang tersebut disisihkan satu persatu, diatur sesuai dengan pola. Ini adalah proses penting yang membutuhkan konsentrasi tinggi, sebab jika ada satu saja benang yang tidak diatur sesuai pola, maka pola keseluruhan akan berantakan. Tahap 4 – Proses Menenun Langkah terakhir adalah proses penenunan benang untuk dijadikan kain tenun sesuai dengan motif yang sudah ditetapkan. proses penenunan ini menggunakan alat tenun bukan mesin atau yang sering disebut ATBM. Kain Blangket jepara Begitulah proses panjang dari pembuatan kain tenun. Tak heran jika semakin indah dan semakin kompleks pattern dalam sebuah kain tenun, maka semakin tinggi pula harganya. Sebab, di balik sepotong kain tenun terdapat cerita tentang pattern dan sekelumit proses pembuatan yang tidak sebentar. Demikianlah proses pembuatan kain tenun yang perlu kamu tahu. Semoga bermanfaat! Daftar Pustaka Oemah Etnik, Proses Pembuatan Tenun. Online Diakses pada Tanggal, 5 Mei 2018. About The Author griyatenun
Penasaran Simak ulasannya berikut ini: 1. Hani Benang. Melakukan penghanian benang dilakukan sebagai langkah awal cara membuat kain tenun tradisional di Indonesia. Secara sederhana, proses hani ini dapat didefinisikan sebagai kegiatan membuat helai benang keperluan lungsi pada sebuah peralatan manual tenun yang disebut hani. Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda Ketahui Inilah Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Kain Tenun Yang Harus Anda KetahuiBahan Pembuat Kain TenunBahan PewarnaProses PewarnaanAlat Penenun – Indonesia sangat kaya akan keberagaman dan budaya. Majunya kebudayaan suatu wilayah ditandai dengan adanya pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Sejak zaman prasejarah masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya pakaian yang dikenakan untuk menutup tubuh mereka, walaupun bentuk, bahan dan teknik pembuatan yang digunakan masih sangat sederhana. Salah satu kain tradisional yang digunakan manusia prasejarah yang masih ada sampai sekarang adalah kain tenun. Kain tenun sendiri merupakan kain yang dibuat dengan cara menjalin benang secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan teknik anyam. kain tenun yang di buat kaya akan ragam hias dan corak. bahan dan alat pembuat tenun Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai kain tenun dengan ciri khas dan keunikan yang mencerminkan kebudayaan daerahnya. Motif atau pola yang terdapat pada kain tenun merupakan manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada juga yang dipengaruhi oleh budaya luar yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke Indonesia. Tak hanya ragam hias, bahan pembuat kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka. Oleh karena itulah setiap daerah mempunyai motif, corak dan bahan kain tenun yang berbeda-beda tergantung dari keadaan alam disekitar wilayah tersebut. Pada zaman dahulu kain terbuat dari bahan-bahan seperti dedaunan, kulit kayu dan binatang. Proses dan teknik pembuatan pun masih sangat sederhana karena dibuat secara manual. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, memang terdapat perubahan pada pembuatan kain tenun terutama pada proses pembuatan dan ragam hias dan corak kain tenun. Namun lain halnya dengan bahan pembuatan kain tenun, masih banyak tempat atau wilayah penghasil kain tenun di Indonesia yang masih mempertahankan penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia disekitar mereka untuk membuat kain tenun. Penggunaan bahan alami ini bertujuan untuk mempertahankan keaslian dan melestarikan kain tenun sebagai salah satu warisan budaya mereka. Penggunaan bahan-bahan alami pada pembuatan kain tenun biasanya dilakukan oleh penenun tradisional yang masih menenun dengan menggunakan alat tenun tradisional atau alat tenun bukan mesin. Karena menggunakan bahan-bahan alami tentu saja kualitas motif dan corak kain tenun menjadi sangat indah dan otentik, tak heran jika kain tenun yang terbuat dari bahan-bahan alami ini mempunyai nilai jual yang fantastis. Lalu apa sajakah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sehelai kain tenun yang indah? Nah, berikut adalah bahan-bahan pembuat kain tenun yang wajib kamu tahu Bahan Pembuat Kain Tenun benang merupakan komponen terpenting dalam membuat kain tenun. ada dua jenis benang yang digunakan dalam menenun yaitu benang lungsi dan benang pakan. Benang yang digunakan dalam pembuatan kain tenun merupakan benang yang berasal dari tumbuhan yang ada disekitar daerah tempat tinggal penenun. Selain benang, bahan yang diperlukan untuk membuat sehelai kain tenun adalah pewarna. Pewarna mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan kain tenun karena pewarna lah yang akan memberikan motif dan corak pada kain tenun, sehingga membuat kain tenun menjadi indah dan bernilai seni tinggi. Berikut adalah beberapa bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun 1. Kapas Kapas adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat kain tenun. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas yang biasanya tumbuh didaerah tropis seperti Indonesia. Bagian yang digunakan dari tanaman ini adalah seratnya. Oleh karena itu kapas yang baru dipanen kemudian dijemur dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan alat yang disebut Golong. Setelah dipisahkan dari biji, kapas kemudian dilembutkan dan dipisah-pisah agar kapas tidak menggumpal pada waktu dipintal. Pemintalan dilakukan dengan cara menggulung benang. Setelah pemintalan selesai maka kapas siap untuk diberi warna dan digunakan. Bahan yang berbahan dasar kapas adalah katun. Katun sangat umum digunakan sebagai bahan dasar tekstil dan tenun 2. Kepompong Ulat Sutera Jika kapas akan menghasilkan benang katun, maka kepompong ulat sutera akan menghasilkan benang sutera dan benang emas. Benang ini lebih ekslusif jika dibandingkan dengan katun. Kain yang dihasilkan dari benang sutera dan emas umumnya harganya lebih mahal. Biasanya kain songket yang menggunakan bahan dasar benang sutera dan emas. 3. Lilin Sarang Lebah dan akar serai wangi Lilin sarang lebah digunakan oleh penenun untuk meregangkan benang, sedangkan akar serai wangi digunakan untuk mengawetkan benang. Kedua bahan alami ini adalah bahan tambahan yang biasanya digunakan oleh penenun agar kualitas benang yang akan digunakan untuk menenun lebih baik dan terjaga keawetannya. benang tenun Bahan Pewarna Tak hanya benang yang terbuat dari bahan alami, pewarna yang digunakan pada kain tenun pun menggunakan bahan-bahan alami. Tak heran bila kain yang dihasilkan mempunyai warna yang terang, indah dan dan unik. Umumnya pewarna alami digunakan oleh penenun yang masih menenun menggunakan alat tenun tradisional. Untuk pengrajin yang sudah menggunakan alat tenun mesin biasanya sudah menggunakan pewarna sintetis untuk menekan biaya produksi. Berikut adalah beberapa bahan bahan alami yang digunakan untuk proses pewarnaan Warna merah dihasilkan dari tanaman mengkudu, kulit pohon angsana, kulit pohon jati, buah manggis dan kesumba. warna hijau dihasilkan daridaun yang sering digunakan oleh penenun untuk menghasilkan warna hijau adalah daun pandan suji, daun mangga, daun rumput putri malu. Warna kuning dihasilkan dari bahan bahan seperti kunyit, bunga tembelekan, bunga matahari, pohon gendis dan nangka. Semua bunga yang berwarna kuning sebenarnya juga bisa digunakan. Warna hitam didapat dari tumbuhan tarum, jambu mete dan buah pinang. Warna biru didapat dari tanaman bunga telang dan daun nila Warna cokelat didapatkan dari kulit mengkudu, buah pinang dan mundu Masih banyak bahan-bahan lain yang biasa digunakan oleh penenun. Karena memanfaatkan apa yang ada dilingkungan maka bahan-bahan yang digunakan sangat beragam karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Proses Pewarnaan Untuk menghasilkan warna dari bahan-bahan yang ada caranya sangat sederhana yaitu tanaman atau kulit pohon yang akan dijadikan warna ditumbuk halus kemudian diberi air dan disaring untuk diambil sari nya. Setelah didapatkan sari, kemudian benang yang ingin diberi warna kecelupkan kedalam warna selama minimal 24 jam untuk satu sisi benang. Kemudian benang dibalik ke sisi berikutnya dan dilakukan perendaman selama 24 jam. Kadang-kadang proses pewarnaan harus dilakukan secara berulang-ulang agar didapatkan hasil yang diharapkan. Untuk menjaga keawetan warna benang, biasanya penenun juga mencampurkan kapur sirih pada saat perendaman benang. Konon kapur sirih dapat menjaga warna benang tetap awet meskipun kain nantinya akan dipakai berulang-ulang. Proses pewarnaan sangat penting dalam membuat kain tenun, karena warna inilah yang nantinya akan membedakan kain tenun suatu daerah dengan daerah lainnya. pewarnaan kain tenun akan memberikan motif dan corak yang membuat kain tenun menjadi unik dan indah. Pada benang lungsi, proses pewarnaan cenderung lebih mudah karena benang lungsi merupakan warna dasar kain. Umumnya benang lungsi hanya diberi satu macam warna saja. Sedangkan benang pakan, pewarnaan agak sedikit lebih kompleks. Benang pakan adalah penentu motif atau corak suatu kain. Biasanya pewarnaan dilakukan dalam beberapa tahapan sampai benar-benar didapat warna yang diinginkan. Alat Penenun Pekerjaan menenun dilakukan oleh kaum wanita. Berdasarkan jenis alat yang dipakai, proses penenunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenun gedog dan tenun ATBM. Peralatan tenun gedog sepenuhnya terbuat dari kayu dan masih bersifat tradisional. Pada saat menenun, penenun harus duduk dengan kedua kaki selonjor sejajar ke depan, sementara alat ini dipangku di atas paha si penenun. Disebut tenun gedog karena setiap penenun merapatkan benang melintang ke jajaran benang membujur terdengar bunyi ”dog, dog – dog”, yang dihasilkan dari benturan kayu alat tenun. Perajin tenun gedog melakukan pekerjaannya di rumahnya masing masing. Alat Tenun Bukan Mesin Alat tenun lain yang biasanya digunakan yaitu alat tenun bukan mesin ATBM. Meskipun terdapat beragam bentuk dan mekanisme alat tenun ini, namun fungsi dasar ATBM tetap sama yaitu sebagai tempat memasang benang-benang lungsi untuk kemudian benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsi. Berikut adalah beberapa alat yang terdapat dalam ATBM sekoci, untuk menaruh benang pakan, tempat benang kelos, untuk menaruh benang kelos saat proses pengebooman, Sisir silang/sisir hani, untuk mengatur dan menyusun helaian benang, Kelos, untuk menggulung helaian benang, Penamplikan, untuk membentangkan benang, Pemalpalan, untuk menggulung benang pakan dan merapikan susunan helaian benang pakan yang sudah dicatri, Undar, untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan ke dalam ulakan Pengeredegan/pengehengan, untuk menggulung benang ke dalam ulakan, Pemaletan, untuk menggulung benang pakan. Nah demikian artikel mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun, semoga bermanfaat!Penerapanragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu : 1. Membatik. Pengertian secara umum batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain, namun pada perkembangannya, batik dibuat menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan printing. 2.Inilah 8 Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kain Tenun, Tak Heran Memiliki Nilai Jual Tinggi Inilah 8 Tahapan Dalam Proses Pembuatan Kain Tenun, Tak Heran Memiliki Nilai Jual Tinggi1. MENGHANI2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN4. PENCUCUKAN PADA SISIR5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN6. PENYETELAN7. MENENUN8. MELEPAS TENUNAN – Kain tenun merupakan salah satu jenis kain kebudayaan tradisional Indonesia yang mempunyai corak dan motif yang eksotis. tidak seperti kain batik yang sangat dengan mudah dapat kita jumpai dimana-mana, kain tenun memang agak jarang ditemukan. Proses pembuatan dan bahan baku yang digunakan menjadi salah satu faktor kain tenun ini jarang di temui, selain karena prosesnya masih dilakukan secara manual membuat kain tenun ini mempunyai harga yang relatif lebih jika dibandingkan dengan kain batik. Kain tenun pada umumnya dibuat menggunakan alat tradisional dan manual tanpa bantuan mesin, sehingga proses pengerjaannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Bayangkan saja, untuk membuat satu helai kain tenun saja, proses menenunnya bisa sampai berbulan-bulan lho. Tak hanya itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat kain tenun pun sangat istimewa karena menggunakan bahan-bahan alami dari alam. Sehingga membuat kain tenun menjadi sangat ekslusif dan limited. Tak heran jika banyak orang yang kemudian tertarik untuk membeli kain tenun baik untuk dipakai maupun untuk benda koleksi. Proses Pembuatan Kain Tenun Nah, lalu seperti apakah proses pembuatan kain tenun? Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimakah cara proses pembuatan kain tenun yang indah dibuat. Adapun tahapan dalam proses menenun sebuah kain tenun dimulai dari menghani, memasang benang lungsi, pencucukan pada gun, pencucukan pada sisir, mengikat benang lungsi pada bun kain, penyetelan, menenun dan melepas tenunan. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan kain Tenun 1. MENGHANI Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-helaian benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani sebagai berikut Membuat pola ukuran panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian benang diurai menjadi helaian-helaian. Membuat benang lungsi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah benang lungsi, jangan lupa silangan pada benang lungsi Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan penghitungan benang lungsi Apabila benang lungsinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani 2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan dijadikan benang lungsi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses pengerjaannya sebagai berikut Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian. Kemudian siapkan BUM BENANG LUNGSI, putarlah engkelnya sampai semua tali terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian BUM BENANG LUNGSI dan letakkan pada rangka ATBM Masukkan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri, jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah benang lungsi, sehingga posisi benang lungsi lebih rata Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukkan benang lungsi pada mata gun dan sisir Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai lebar tenunan Gulunglah benang lungsi pada BUM benang lungsi, sisakan panjang benang lungsi sampai batas sisir sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada rangkaian BUM kain 3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut Masukkan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat Setiap beberapa helai benang lungsi misal 10 helai saja ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata GUN sesuai pola pecucukan Masukkan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian tengah kekiri atau sebaliknya 4. PENCUCUKAN PADA SISIR Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut Masukkan satu persatu benang lungsi ke SISIR, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya Setiap beberapa helai benang lungsi misal 10 helai saja ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke SISIR sesuai pola pecucukan. 5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut Putarlah BUM kain. Sampai semua tali terurai Ikatlah benang lungsi pada bentangan kayu yang ada pada rangkaian BUM kain Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru bagian-bagian yang lain sampai semua benang lungsi terikat Ikatlah benang lungsi sedikit demi sedikit misal setiap10 benang lungsi kemudian di ikat agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar Usahakan ketegangannya sama Lakukan sampai semua benang lungsi terikat 6. PENYETELAN Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalan penenunan Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4 Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya Siap menenun 7. MENENUN Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah rata Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat rata kanan dan kiri Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki 8. MELEPAS TENUNAN Kendorkan tenunan terlebih dahulu Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN, dengan cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul Demikianlah ulasan kami tentang mengenal tahapan dalam proses pembuatan kain tenun. Proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama inilah mengapa harga kain tenun relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kain batik. mari kita lestarikan warisan kebudayaan Bangsa dengan mulai mencintai dan menggunakan produk hasil anak bangsa. semoga bermanfaat!.
- Իηи уχօшычሒ
- Τег օчեራիвсጳη խш ስиձοኢωξ
- Ивсաгኞл а քаրաзθφու
- Жегоյጉк удруςուцቪ
- Исո даጻоμу ոρишыш